BAGIAN 3
Sampai juga kita dirumah berpagar hijau ... Tempat
tukang urut yang dituju ... Perlahan dia standarkan motornya ... Membuka
helm dan terlihatlah potongan rambut cepaknya ... Garis rahangnya
sangat kokoh ... Matanyapun tajam ... Kulitnya tak terlihat putih ...
Sawo matang dan macho bangeds ... Wajahnya juga lumayan ... Dibantunya w
tuk bisa berdiri ... Dengan meringis menahan sakit ... W dipapahnya
masuk kedalam ... "Tunggu sebentar ... Saya ke dalam dulu" Katanya sambil
mendudukan w di sofa yang berada diruangan ini ... Tak berapa lama dia
muncul dengan seorang lelaki berkulit putih bersih ... Memakai sorban
kotak kotak hitam putih dan sedikit berjanggut ... Wajahnya tidak
terlalu tua ... "Ini adek saya yang jatuh di deket jembatan tadi" ...
Katanya ... Lelaki itu mengulurkan tangannya ke w dan w membalasnya
sambil menyebutkan nama ... Diperhatikan sekitar pergelangan kaki w yang
bertambah besar dan membiru ... "Bawa ke kamar azah ya ... Biar nyaman
waktu diurut" ... Kata lelaki bersorban itu ... Dipapahnya lagi w ke
kamar yang dimaksud ... Direbahkan dan mulailah tercium bau minyak urut
diseliling kamar ini ... "Tahan yah ... Ini akan sakit ..." Lelaki itu
mulai membalurkan minyak disekeliling pergelangan kaki w dan mulai
mengurutnya perlahan ... W yang gak pernah diurut karena terkilir
merasakan sakit yang sangat luar biasa ... Dari posisi tidur ... W
akhirnya bangun dan duduk ... Berusaha menahan sakit tapi gak sanggup
... Sakitnya gak terkira ... Hingga akhirnya suara jeritanpun mulai
kluar dari mulut w tanpa bisa w kendalikan lagi ... Gak w kira
sebelumnya ... Tau tau sehelai saputangan dah menyumpal mulut w ...
Sreettt ... Erat membungkam suara erangan w ... Mmmppppphhhhfffftttt ...
Hanya itu yang terdengar ... W berusaha membuka nya tapi sepasang
tangan yang kokoh dah memeluk w dari belakang ... Menyanderkan body w ke
dada bidangnya ... Dan membisikan sesuatu ... "Biar saya peluk yah ...
Mungkin bisa sedikit menghilangkan rasa sakit" ... Suara mas itu
terdengar lembut di kuping w ... Bisa dibayangkan prasaan w saat itu ...
Di urut dengan mulut tersumpal dan dipeluk erat olehnya ... Hadeeehhh
... Yang ada malah konak ... W lihat lelaki yang mengurut w hanya
tersenyum melihat kejadian ini ... "Iyah disumpal saja mulutnya gak papa
... Dari pada giginya nanti menggigit lidah karena nahan sakit ...
Malah lebih fatal nanti" Kata lelaki itu kepada si mas ... Tangannya
terus mengurut pergelangan kaki w ... Yang makin lama makin berkurang
rasa sakitnya ... W hanya bisa melenguh ... Tanpa jeritan lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar